Tuesday, September 2, 2014

Puisi-Puisi Tak Setema 2014

Bagus Setyoko Purwo
Sebagaimana Siang
Badai siang
Kunjung tercampur debu
Menyesakkan nafas
Mematikan seketika
Harapan


Aku Tak Pernah Mau Menukarmu~ 

Seorang perempuan mendekatiku
Dengan sangat hatihati

Ia menyapaku dengan satu kata yang kuingat hingga kini:
Hai

Aku menepi di ujung tatapannya
Mencari maksud hadirnya

Dalam satu dua menit yang sempat hening
Ia menawarkan kelembutan dirinya

Aku kuasa padanya
Kerna kenihilan atasnya sudah kulakukan sejak ia mulai menyapa

Sebenam kisah kembali meruang
Memasuki rongga khidmatku
Mencoba menghiburku
Tapi kugagalkan tanpa melerai kasar ajakkanya

Aku ini masa lalumu
Aku ini yang pernah membahagiakanmu
Aku ini ciptaan untukmu

Sebelum ia berujar dengan kalimat membosankan
Aku tegaskan:
Aku tak pernah mau menukarmu~ walau dengan kekinian yg sedang aku tempuh..



Demi Menghargai
Di musim kemarau
Hujan enggan bertandang
Sebab langit menyingkirkan awan awan hitam yang siap menggelegar

Namun di musim penghujan
Justru engkau yg kukira kemarau sejati
 menceburkan diri dalam riuhnya rinai musim ini.


Laut~
Jarijari kita saling bertemu

Kau masih menyimpan itu rupanya
Sebuah peristiwa yang bagiku hanya suatu kebetulan
Tanpa di sengaja kita menjabat
Mengalirlah kata kata sebagai penambah keakraban

Pada mulanya kulihat parasmu seperti dia
Seseorang yang kurahasiakan dalam obrolan ringan kita
Agar kau tak menyangka aku telah terikat pada janji atau seseorang yang menginginkanku sejak lama

Nyanyian debur
Ombak yang bergulunggulung
Berarak mengejar langkahlangkah kita
Diujung lesatan padangan kita
Kau inginkan laut berubah dataran kau bayangkan menghijau dengan sendirinya
Aku malah diam menyimak benakmu itu

Laut yang seumpama doadoamu
Menghanyutkan pilihan maksudmu
Menempuh perjalanan panjang
Hingga terdampar di sebuah pulau

Seperti tebakku ini tepat:
Pulau penantianmu selama ini

No comments: