Sebagaimana Siang
Badai siang
Kunjung tercampur debu
Menyesakkan nafas
Mematikan seketika
Harapan
Aku Tak Pernah Mau Menukarmu~
Seorang perempuan mendekatiku
Dengan sangat hatihati
Ia menyapaku dengan satu kata yang kuingat hingga kini:
Hai
Aku menepi di ujung tatapannya
Mencari maksud hadirnya
Dalam satu dua menit yang sempat hening
Ia menawarkan kelembutan dirinya
Aku kuasa padanya
Kerna kenihilan atasnya sudah kulakukan sejak ia mulai menyapa
Sebenam kisah kembali meruang
Memasuki rongga khidmatku
Mencoba menghiburku
Tapi kugagalkan tanpa melerai kasar ajakkanya
Aku ini masa lalumu
Aku ini yang pernah membahagiakanmu
Aku ini ciptaan untukmu
Sebelum ia berujar dengan kalimat membosankan
Aku tegaskan:
Aku tak pernah mau menukarmu~ walau dengan kekinian yg sedang aku tempuh..
Demi Menghargai
Di musim kemarau
Hujan enggan bertandang
Sebab langit menyingkirkan awan awan hitam yang siap menggelegar
Namun di musim penghujan
Justru engkau yg kukira kemarau sejati
menceburkan diri dalam riuhnya rinai musim ini.
Seorang perempuan mendekatiku
Dengan sangat hatihati
Ia menyapaku dengan satu kata yang kuingat hingga kini:
Hai
Aku menepi di ujung tatapannya
Mencari maksud hadirnya
Dalam satu dua menit yang sempat hening
Ia menawarkan kelembutan dirinya
Aku kuasa padanya
Kerna kenihilan atasnya sudah kulakukan sejak ia mulai menyapa
Sebenam kisah kembali meruang
Memasuki rongga khidmatku
Mencoba menghiburku
Tapi kugagalkan tanpa melerai kasar ajakkanya
Aku ini masa lalumu
Aku ini yang pernah membahagiakanmu
Aku ini ciptaan untukmu
Sebelum ia berujar dengan kalimat membosankan
Aku tegaskan:
Aku tak pernah mau menukarmu~ walau dengan kekinian yg sedang aku tempuh..
Demi Menghargai
Di musim kemarau
Hujan enggan bertandang
Sebab langit menyingkirkan awan awan hitam yang siap menggelegar
Namun di musim penghujan
Justru engkau yg kukira kemarau sejati
menceburkan diri dalam riuhnya rinai musim ini.
Laut~
Jarijari kita saling bertemu Kau masih menyimpan itu rupanya Sebuah peristiwa yang bagiku hanya suatu kebetulan Tanpa di sengaja kita menjabat Mengalirlah kata kata sebagai penambah keakraban Pada mulanya kulihat parasmu seperti dia Seseorang yang kurahasiakan dalam obrolan ringan kita Agar kau tak menyangka aku telah terikat pada janji atau seseorang yang menginginkanku sejak lama Nyanyian debur Ombak yang bergulunggulung Berarak mengejar langkahlangkah kita Diujung lesatan padangan kita Kau inginkan laut berubah dataran kau bayangkan menghijau dengan sendirinya Aku malah diam menyimak benakmu itu Laut yang seumpama doadoamu Menghanyutkan pilihan maksudmu Menempuh perjalanan panjang Hingga terdampar di sebuah pulau Seperti tebakku ini tepat: Pulau penantianmu selama ini |
No comments:
Post a Comment