Ragam destinasi terbaik di salah satu pulau kebanggan kita ini adalah
bukan pemberian gratis semata dari Illahi.
Liburan adalah hak semua orang. Dengan
berlibur kita memperoleh banyak pengetahuan yang berhubungan dengan local wisdom. Kekayaan budaya yang
melatari daerah wisata yang kita sambangi juga merupakan faktor penentu
ketertarikan kita untuk bertekad ke sana. Maka tiada lokasi yang tidak mungkin tidak
bisa dikunjungi. Termasuk Lombok – yang dari segi akses transportasi sudah
memadai untuk berada dalam pilihan kunjungan wisata, terkhusus bagi saya.
Pada beberapa lembar berikutnya saya hendak membahas
Lombok tidak hanya sebagai lokasi strategik pariwisata yang nyanter sampai ke
negeri-negeri orang. Jadi jangan salahkan jika dikemudian hari yang entah di
awal-awal kejayaan Lombok atau setelah itu terjadi pengalihan pengelolaan
lokalitas setempat yang semestinya menjadi point
detail pemerintah setempat. Lombok sebagai pusat kebudayaan setempat yang
merupakan warisan yang tiada bandingannya, serta sumber-sumber potensi kealaman
Lombok, yang dengan begitu begitu ekspansi
pariwisata Lombok semakin mendunia dan diburu oleh para pelancong.
Lombok berada di
antara minat pelancong yang secara umum hanya berwisata dan secara khusus
sekaligus mempelajari kebudayaan (baca: riset). Kehadiran mereka di tanah yang
berada di garis wallance selain
sebagai sumber pendapatan daerah yang terakumulasi dalam pendapatan nasional di
sektor pariwisata merupakan feedback positif
atas promosi formal atau kabar mulut ke mulut. Bahwa penyajiaan di Lombok
mempunyai kesan yang berbeda dari tempat-tempat yang lain. Tentu di sini
terdapat kinerja yang baik dalam pelayanan pengujung. Entah telah di sadari
atau belum, bahwa setiap daerah mempunyai stigma, citra yang muncul dari
sejumlah pengalaman yang menjadi asumsi dasar dan beralasan dari para
pengunjung, baik itu kepuasan dan ketidakpuasan. Sehingga dengan adanya stigma
yang menguap setidaknya bisa dijadikan evaluasi atas semua pelayanan yang
sekiranya perlu dimaksimalkan lagi. Dan ini tidak menutup kemungkinan terjadi
di Lombok.
Gerbang Pertama Lombok
Sebagai gerbang masuk
pulau lintas udara, Bandara Internasional Lombok yang menggantikan peran
Bandara Selaparang, telah beroperasi sejak Oktober 2011. Hal ini dilakukan guna
akses yang lebih terjangkau dan cepat. Penggunaan bandara tersebut sebagai
salah satu fasilitas pariwisata dengan ditunjang ketersediaan maskapai yang
mencukupi kebutuhan. Peningkatan fungsi ini diharapkan semakin memudahkan para
pengunjung tanpa lagi merasa sungkan mendarat di bandara ini. Hal ini berbeda
jika para wisatawan yang meneruskan perjalanannya dari Bali terus ke Lombok. Pilihan
sarana transportasi yang ada sesuai dengan selera para wisatawan. Misalnya bagi
mereka yang menggunakan jasa fast boot
berangkat dari pelabuhan Bai menuju pelabuhan Lembar. Atau yang ingin lebih
cepat menggunakan jasa pesawat.
Akses kunjungan yang
perlu mengalami peningkatan dilihat dari dua segi. Pertama keterjangkauan
sarana yang tanpa perlu banyak waktu yang terbuang menunggu keberangkatan. Kedua
keekonomisan harga. Di sinilah letak tantangan Lombok sebagai pulau yang tak
hanya kaya panorama, mampu memberikan kepuasaan yang terjangkau dari sisi
ekonomis. Untuk ini perlu semacam koordinasi terpusat dari Kementeriaan
Pariwisata.
Berlibur. Dan sekali
berlibur kenyamanan yang dicapai sungguh-sungguh sebanding dengan yang
dikeluarkan. Citra Lombok jika ingin naik kelas. Eksklusive. Pengenaan ini
dilakukan untuk wisatawan yang memang sedari awal menginginkan full fasilitas
yang menyenangkan. Tidak itu saja, sebagai salah satu laboraturium kebudayaan,
Lombok yang berkembang bersama dengan hadirnya suku Sasak. Suku yang telah
mempunyai pedoman kebudayaan sebagaimana yang telah tertulis dalam kitab Nagara
Kartha Gama karangan Empu Nala dari kerajaan Majapahit. Sebagai lomboq Mirah
Sak-sak Adhi, keahlian masyarakat Sasak dalam menjaga eksisitensi kebudayaan
mereka sangat gigih. Dan ini adalah peluang yang membuat wajah Lombok semakin
elok.
Kecantikan sebuah
pulau yang terbilang tidak lagi di usia belia, seperti Lombok yang tumbuh
kembang dewasa, menuju kemandirian yang siap “dipersunting”. Kemolekan tubuh
Lombok merupakan anugerah yang bukan tanpa perawatan yang ketat agar selalu
nampak “seksi” terlebih “menggoda”. Pada sisi ini, saya yang mengamati Lombok
sebagai salah satu tujuan wisata yang menggoda. Menggoda diluar batas-batas. Menggiurkan
banyak mata dengan niat yang tidak tertebak. Jika pengalihan fungsi perawatan
tidak sebagaimana kinerja profesionalisme pariwisata, bukan tidak mungkin bagian-bagian
“vital” pulau ini tidak lagi menjadi daya tarik utama. Sebab letak “vital” dari
sebuah pulau yang “cantik”, “menawan” adalah wajah asli, bahasa tubuhnya.
Wajah asli Lombok
adalah budaya yang terlestari. Wajah asli yang sedari awal memang cantik tanpa
perlu makeup yang berkelas tetaplah
terlihat cantik bahkan kharismatik. Bahasa tubuh adalah gerak-gerak yang
menjadi kekhasan dan lembut di hati, sedap dipandang, mengiang di kepala. Bahasa
tubuh yang abadi adalah kebiasaan-kebiasaan baik, santun, serta memproteksi
diri terhadap pengaruh dari yang negative. Tetaplah pada porsi yang terbaik
jika bahasa tubuh itu mampu menyeret kesan dibenak bahwa masyarakat pulau
begitu ramah, dan saling menjaga.
Destinasi Terbaik
Tuhan menghadirkan
Lombok tidak dalam batas-batas yang minimal. Tuhan hamparkan semua panorama
yang terkiaskan “Serpihan Keindahan Surga”.
Pantai Senggigi yang
terletak di pesisir sebelah barat Lombok. Kekayaan yang terkandung berupa
panorama laut yang indah dan hamparan lautan yang menghadirkan ketenangan bagi
para wisatawan.
Pura Batu Bolong yang
tak jauh dari pantai Senggigi. Menawarkan ruang sejarah yang konon cerita yang
berkembang ada seorang perempuan yang sengaja mengorbankan dirinya menjadi
santapan Hiu. Tidak hanya satu versi yang membuat pura ini terkesan mistis. Dan
itu salah satu daya tarik kunjungan.
Pulau Gili yang
merupakan pulau-pulau kecil yang menggugus dilepas barat laut Lombok. Tiga pulau
yang menjadi favorite kunjungan seperti Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawang.
Sajian destinasi
terbaik telah Tuhan ciptakan dengan kesempurnaan yang tiada batas. Sesungguhnya
pengelolaan penuh adalah tugas kita. Sebagai warga Negara yang mendambakan
objek-objek wisata berkembang dengan pesat. Dan suatu ketika menjadi sentral
pariswisata dunia. Kunci keberhasilan guna mencapai itu ialah perbaikan yang
berkesinambungan dari semua element masyarakat lokal.
Lombok sebagai “kekasih”
saya rasa adalah milik bangsa ini. Ketika ada bangsa lain yang menggoda Lombok
untuk berpaling dari kita, disitulah kewaspadaan kita melebihi rasa khawatir
Lombok akan segera dipersunting oleh selain kita.
No comments:
Post a Comment