Pada suatu malam yang berujung pada kehampaan.
Larut pekat rembulan di langit menyahdukan suasana di mana aku masih menatap layar berwarna-warni.
Menunggu balasan dua arah komunikasi jarak jauh yang aku tahu namamu dari sebuah akun yang saat ini trend di kalangan anak-anak muda.
Memang tidak bisa dipastikan keberadaanmu yang sebenarnya. Memang tidak bisa dipercaya photo profil dirimu yang menyerupai paras ayu artis muda.
Bagiku tak penting keaslian dirimu, keberadaan dirimu sampai kepada kemanusiaan dirimu tak aku hiraukan.
Manusia berjalan ke depan, menoleh ke samping, berhenti di tepian, beristirahat sejenak dan kemudian lanjut dengan berlari kencang.
Persis petualang sejati kira-kira menurutku. Dan waktu itu cepat bahkan kecepatannya lebih berharga dari nyawa kita yang kita pacu dengan kecepatan tinggi di atas kendaraan.
Malam ini kau bercerita dengan datar. Kisah yang ku anggap tidak berarti dalam kehidupan yang sempurna ini.
Aku melihat dari jarak jauh.
status-statusmu adalah wajah asli mu. Kata-kata mu adalah kepribadianmu.
Sehingga dengan mudah aku menyimpulkan siapa kamu dan terlalu mudah untuk aku klasifikasikan.
On line adalah saluran yang dengan hanya melalui kata-kata yang terekam dalam akun-akun pribadi milik siapa pun dapat aku ketahui siapa dia sebenarnya, bagaimana keadaan dia sampai seberapa lama dia bertahan dalam kondisi yang sedang di alaminya.
No comments:
Post a Comment