Wednesday, January 8, 2020

Mempraktekan Metode Buku Untuk Calon Penulis

Mempraktekan Metode Buku Untuk Calon Penulis
Oleh Bagus Styoko Purwo



Semoga permulaan ini membawa pengaruh besar dalam perkembangan keterampilan saya menulis. Saya masih berambisi menjadi penulis dalam skala luas. Saya mampu menulis opini, feature, cerpen, puisi, novel dan jurnal ilmiah. Mungkin ambisi itu tumbuh bersamaan dengan ketekunan saya di dunia pendidikan. Sebagai guru, tugas pengabdian saya tidak terbatas belajar dan mengajar.

Beruntung saya, di saat keinginan meningkatkan keterampilan menulis, terbitlah sebuah buku yang berjudul buku untuk calon penulis. Di tulis oleh penulis besar. Dulunya ia dikenal sebagai cerpenis. Sekarang dikenal Kepala Suku Mojok.co, investor Warmo -kafe di Jogja, punya penerbitan mayor. Saya sering membaca karya-karyanya di harian Kompas. Saat itu masih di bangku SMP. Saya memaksakan diri terus membaca cerpen-cerpen akhir pekan Kompas meski pemahaman saya terhadap pembacaan itu tidak tercapai. Baru kemudian di hari-hari ini kenikmatan proses membaca yang saya tekuni sejak dulu mendapatkan hasilnya. Membaca bagi saya adalah meruntutkan pesan-pesan kehidupan.

Buku yang memacu saya terus menulis ini, saya coba rumuskan penyederhaannya agar mudah di praktekan. Saya baca semua halaman.  Saya coba pahami setiap bagiannya. Inti-intinya saya dapati. Saya capture di tiga inti pengawalaannya. Lalu saya tulis di note di halaman yang menjelaskan bagian pertama. Untuk memulai sebuah pembiasaan baru, saya di uji dengan keadaan yang dinamis. Beberapa kali saya gagal. Terbawa kesibukan harian. Rumah tergenang banjir kiriman. Hingga kesulitan memanage waktu. Tapi kali ini saya tidak boleh kalah. Dalam dua puluh hari ke depan saya akan khatamkan buku ini. Dan kemajuan keterampilan menulis mutlak saya peroleh.

Rumus penyederhaan dalam buku ini.
1. Dalam setiap bagiannya, terserta lima sampai enam halaman kosong yang dimaksudkan sebagai media menuliskan gagasan. Gagasan yang dituangkan merupakan percikan dari materi (berupa nasehat, ajakan) di setiap bagiannya.
Karena saya bukan orang pintar dan masih susah memahami sesuatu hal, saya baca dua sampai tiga kali pesan di bagian yang hendak dituntaskan. Saya ambil beberapa kata kerja, kata benda, kata sifat atau frase-frase tertentu sebagai kata-kata kunci untuk mengembangkan gagasan. Bagi saya itu sangat penting. Saya kesulitan membagi gagasan secara general. Maka penggunaan kata-kata kunci nantinya, saya anggap sebagai pembagian gagasan. Dan sebelumnya tema utamanya sudah saya peroleh hasil dari membaca pesan.
2. Mulailah menulis berdasarkan kata-kata kunci yang terambil di bagian tertentu. Misalkan, di bagian pertama.

Halaman pertama (Di tulis #1). Sesungguhnya tidak ada penulis hebat. Yang ada hanyalah penulis yang terlatih dan penulis yang beruntung. Yang pertama bisa kita usahakan. Yang kedua bukan hanya tidak bisa kita usahakan, tapi juga tidak perlu kita pikirkan.

halaman kedua. Masalah utama seorang penulis adalah menulis. Maka mulailah menulis. Menulis tentang apa saja. Bebaskan diri Anda. Hilangkan semua kekhawatiran. Hapus cepat kata 'jangan-jangan' dari pikiran Anda. Mulailah...

Dari dua halaman itu saya bisa tentukan kata-kata kunci untuk mengembangkan gagasan/tema. Gagasan atau tema pada dasarnya sama.

Kata-kata kunci di halaman pertama menurut saya adalah penulis terlatih dan penulis hebat. Dua kata kunci itu saya bagi dalam dua sub gagasan.

Sedangkan kata-kata kunci di halaman kedua menurut saya lagi adalah menulislah dan bebaskan diri. Dua kata kunci itu dapat disisipkan dalam dua sub gagasan di atas. Tema yang saya usung adalah menjadi penulis. Judulnya mau seperti apakah saya nanti, penulis terlatih atau penulis beruntung.
Dalam setiap bagiannya rata-rata diberikan space sampai lima lembar halaman kosong. Artinya saya mesti berupaya menyelesaikan tema di atas sampai lima lembar halaman. Proses kreatif yang agak sedikit melelahkan bagi yang belum terbiasa. Perlu kesiapan kosakata dan permainan alur yang rapih. Bagi yang akan memulai agak sedikit terkendala. Namun bila sanggup melewati bagian pertama itu, di bagian-bagian lainnya hanya menyesuaikan saja.

Puthut EA, untuk kali ini menawarkan metode yang tidak melulu teoritis. Ia tidak mengajarkan langkah berbelit-belit untuk sekedar menulis. Bagi penulis pemula, menulislah dan abaikan teori ini itu, adalah upaya memperlancar turunnya kata-kata ke media yang di curahkan. Media pencurahan gagasan saya dalam dua puluh sesi ke depan menggunakan tablet. Saya harus mampu memanfaatkan waktu di berbagai kondisi dan tempat untuk menuntaskan praktek dalam buku ini.

Untuk memperlancar proses kreatif saya dalam menulis, pekerjaan yang telah saya selesaikan adalah membaca sekian karangan Puthut EA. Meski tidak secara tatap muka dan dibimbing secara intens olehnya, agar nuansa belajar begitu erat maka ketiga buku kumcer, tiga karangan novelnya dan sebuah kumpulan cerita sehari-harinya, saya baca dengan seksama. Saya dapati intisari dari semua yang ia kisahkan. Akhirnya saya dapat menulis, tapi masih terbawa pengaruh gaya kepenulisannya. Semoga segera saya dapati gaya kepenulisan saya sendiri.

Bekasi Kota, 09 Januari 2020
(Di selesaikan di sela-sela waktu menunggu peserta didik menyelesaikan studi kasus Usaha Dagang, di pelajaran Komputer Akuntansi)

No comments: