BUKAN SERIBU SATU ATM BNI
TOPIK PENGALAMAN
BERSAMA BNI
BAGUS SETYOKO PURWO
#69TahunBNI
Saat ini saya tercatat sebagai
nasabah aktif tiga bank konvensional bertaraf. Salah satunya BNI. Awalnya karena alasan
mempermudah pembayaran honorarium mengajar, menulis part time, jadilah saya nasabah yang merasakan kenyamanan
menggunakan fasilitas BNI. Seterusnya diperjalanan bulan ke bulan saya masih
nasabah setia Bank BNI.
Perkembangan dunia perbankan mencapai
tahap persaingan sehat yang mumpuni. Sehingga permainan strategi dalam bentuk
pelayanan bagi nasabah menjadi penentu diminati masyarakat luas. Berbagai
produk unggulan perbankan saling merayu, mengiming-imingi kelebihan yang
diperoleh dsb. Bolehlah mereka berebut “pasar” dengan master plan yang sedang berjalan. Namun konsekunsi bisnis dari master plan itu merupakan pondasi yang
menjaga kestabilan perbankan.
Penggalan dua kata judul di atas saya
pinjam dari kisah seribu satu malam yang konon mencandu ditelinga baginda raja –
yang bahkan memanjang sampai akhir hayatnya. Hampir serupa ketika kali pertama
saya mendaftarkan diri sebagai nasabah Bank BNI, petugas bank menuturkan
produk-produk BNI. Searah dengan yang ia jelaskan, memahami urutan
produk-produk, saya menepi pada produk tabungan (saya lupa nama produknya) dengan
tujuan utama untuk menerima transferan per bulan dari beberapa sumber. Saya menyepakati
butir-butir ketentuan yang ia sodorkan, beserta ATM yang langsung diaktifkan. Pertimbangan
patut saya membuka rekening disalah satu bank ialah konfirmasi validitas data
diri saya yang tidak terlalu merepotkan (pengalaman membuka rekening di bank
besar, kesan yang saya dapati mengapa data diri yang saya berikan perlu juga
mendapat konfirmasi dari keluarga saya melalui no telp rumah. Padahal saya akan
menitipkan sejumlah uang saya di bank itu. Sejak itu saya putuskan tidak
menjadi nasabah bank itu). Mulailah saya
mengoperasikan rekening BNI. Dengan kepastian yang saya akan peroleh: kemudahan
mengakses fasilitas yang melekat pada nasabah.
***
Empat tahun lalu, semasa kuliah, tiap
awal semester interaksi saya dengan Bank BNI merupakan jalan utama saya melanjutkan
ke jenjang semester berikutnya. Pembayaran uang kuliah sampai dengan pelunasan
uang wisuda tertera no rek Bank BNI. Selain mudah dijangkau yang tak jauh dari
kampus, pertimbangan kampus agaknya disebabkan kredibiltas Bank BNI yang tak
lagi diragukan. Memang nyatanya Bank pilihan kampus mudah ditemukan di setiap
kawasan bisnis di kota saya.
Keunggulan tiap bank pada saat ini satu
sama lain hampir menyerupai. Ini merupakan kejala positif bahwa kehadiran
bank-bank umum mesti membantu masyarakat dalam bertransaksi semudah mungkin,
sepraktis mungkin, dan seluas mungkin. Cangkupan bank sebagai penghimpun dana
masyarakat, seterusnya – merambah ke hubungan antar klien. Bahwasanya nasabah
adalah penggerak kinerja perbankan. Pada ranah luas, mempermudah nasabah
mengambil (mendebet) uangnya atau difasilitasi pembiayaan kartu kredit,
pembiayaan pinjaman, pembiayaan KPR, dana persiapan hari tua, dana persiapan
pendidikan anak, dana umroh/haji. Dalam hal ini Bank BNI sudah optimal
menyediakan fasilitas tersebut.
Ketika saya berada di sebuah kota,
saat bertamasya atau kunjungan kerja – tempat ketiga yang informasinya harus
saya dapatkan adalah apakah tersedia gerai ATM. Walau saya memiliki lebih dari
satu rekening bank yang berbeda, naluri ekonomi saya tergerak agar menyambangi
ATM Bank yang berlogo rekening Bank saya. Untungnya dari sekian ATM bank-bank
umum popular, ATM Bank BNI tersedia di hampir setiap SPBU besar, atau rest area, airport, terminal bus. Selanjutnya,
ketersediaan jaringan akses yang belum saya dapati ATM BNI sedang offline. Dengan begitu saya memutuskan perbekalan
uang saku amannya, simpelnya, mudahnya – hanya meloloskan kartu ATM dari
dompet, menyodorkan ke mulut ATM, mengetik PIN, memilih sejumlah uang – proses penarikkan
uang berhasil.
Hampir semua hajat kehidupan kita
sebagian besar melalui media perbankan. Pengelompokkan rekening-rekening saya
berdasarkan kebutuhan saya. Rekening bank A untuk pembayaran cicilan KPR,
rekening bank B untuk dana tabungan haji, dan rekening Bank BNI untuk kemudahan
saya menerima honorarium bulanan dan pembayaran premi BPJS. Antrian yang
mengekor di belakang badan ATM selintas cerminan kepercayaan nasabah yang
berlipat-lipat. Selalu berkhas antrian sehabis gajian bulanan. Tercatat sekitar
9000-an ATM BNI terbagi di masing-masing wilayah. Dengan begitu memangkas waktu
antrian saya.
Selebihnya, saya berharap Bank BNI
berkomitmen menjaga para nasabah dengan pemberian fasilitas yang kian meningkat
seiring laju perubahan zaman. Rasanya sebagai nasabah Bank BNI saya mendambakan
suatu ketika Bank BNI turut dalam pembangunan sumber daya perbankan dengan
mengusung nilai-nilai kemanusiaan – yang tidak melulu profit oriented sepihak.
No comments:
Post a Comment